Kamis 24 Feb 2022 14:50 WIB

Di Bandung, Harga Daging Sapi Naik Tiga Kali dalam Sepekan

Daging sapi telah mengalami tiga kali kenaikkan harga dalam sepekan terakhir. 

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agus Yulianto
Penjual daging sapi di Pasar Kiaracondong, Kota Bandung.
Foto: Antara/Wahyu Putro
Penjual daging sapi di Pasar Kiaracondong, Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menjelang bulan Ramadhan 2022, harga daging sapi di Kota Bandung mulai merangkak naik sejak sepekan terakhir. Selain harga yang terus melambung, daging sapi juga mulai mengalami kelangkaan. 

Berdasarkan keterangan Lili (45 tahun), salah satu pedagang daging sapi di Pasar Ciwastra, hari ini, Kamis (24/2/2022), harga daging per kilogramnya mencapai Rp 130 ribu. Menurutnya, kenaikkan mulai terjadi sejak awal pekan ini. 

"Untuk harga daging yang bagus Rp 130 ribu per kilogram. Untuk yang kualitas biasa ada yang Rp 120 ribu dan Rp 100 ribu," ujarnya. 

Menurut dia, sejauh ini, daging sapi telah mengalami tiga kali kenaikkan harga dalam sepekan terakhir. Ini merupakan imbas dari berkurangnya stok daging impor yang selama ini menjadi sumber pasokan daging di pasar Ciwastra. 

"Bulan Maret katanya akan ada tiga atau empat kali lagi kenaikan. Harapannya, bisa kembali normal kaya dulu lagi supaya kita bisa menjual di harga Rp 115 ribu saja minimal, jadi terjangkau oleh masyarakat," kata dia. Kondisi serupa juga diungkapkan Ai (53), salah satu pedagang di Pasar Kiaracondong. Menurutnya, kenaikkan harga daging sudah dirasakan sejak Ahad (20/2/2022) lalu. 

Dia mengatakan, selama ini, biasa menjual daging sapi lokal yang diambil langsung dari rumah potong hewan (RPH) di kawasan Cicadas. "Sudah ada satu mingguan, terus katanya rencana akan terus naik harganya. Dan di pasar yg lainya juga sama harganya naik (untuk daging)," ujar Ai. 

Terkait aksi mogok akibat harga naik, Ai mengaku, lebih baik tetap berjualan. Pasalnya, aksi mogok tidak akan membuahkan hasil yang signifikan. "Nggak tahu ya, karena kalau mogok juga nggak ada hasilnya, malah yang ada nggak bjsa jualan. Sekarang kebanyakan mah kaya pedagang Baso yang beli, kalau kaya rumahan mah jarang," kata dia. Menanggapi kenaikkan harga tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah membenarkan adanya kelangkaan dan melejitnya harga daging sapi potong di pasaran saat ini. "Informasi itu sudah kami dapatkan, bahwa daging sapi potong mulai berkurang ketersediannya dan harganya mulai melejit," ujar Elly Wasliah.

Meski begitu, Elly mengatakan, belum dapat berbicara banyak terkait hal tersebut. Sebab Disdagin masih berfokus kepada penyelesaian kelangkaan minyak goreng dan kacang kedelai.

"Kami belum bisa berbicara banyak, karena kami masih fokus ke dua komoditas itu. Tetapi hari ini, kami akan berkoordinasi dengan para importir daging sapi potong untuk menanyakan hal ini," ucapnya. 

Di Kota Bandung, kata dia, sejauh ini mendapat pasokan daging sapi potong dari dua sumber. Pertama dari rumah pemotongan hewan (RPH) milik pemerintah kota, dan pasokan dari para importir. 

"Untuk impor kita pasok dari Australia dan New Zealand, karena memang Indonesia masih sangat tergantung, baik dari ternak dan dagingnya. Maka kita akan berkoordinasi dengan importir untuk menanyakan situasi ini," ujarnya. 

Elly menambahkan, harga daging sapi potong di Kota Bandung terus merangkak naik sejak tahun baru kemarin. Harga per kilogram dari semula Rp 125 ribu, kini naik menjadi Rp 130 ribu. 

"Kenaikan harga daging sapi potong, diprediksi akan terus mengalami kenaikan hingga mendekati bulan Ramadan dan Idul Fitri,” sambungnya. 

"Mendekati bulan Ramadan dan Idul Fitri. Hingga Lebaran nanti, harga daging sapi potong diperkirakan mencapai 150 ribu," ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement