Senin 07 Mar 2022 12:02 WIB

PMI Asal Jabar di Arab dan Korea Tertahan Biaya Rumah Sakit

Keduanya memiliki masalah kesehatan ditambah kendala kependudukan dan biaya RS.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Petugas memeriksa dokumen perjalanan Pekerja Migran Indonesia (PMI) saat tiba Tanah Air. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Petugas memeriksa dokumen perjalanan Pekerja Migran Indonesia (PMI) saat tiba Tanah Air. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lembaga kemanusiaan Jabar Quick Response (JQR) sedang membantu kepulangan Warga Jawa Barat dari Arab Saudi dan Korea Selatan. Kedua warga Jabar tersebut, terkendala saat akan pulang ke Tanah Air karena memiliki masalah kesehatan.

Menurut Ketua Umum JQR Bambang Trenggono, warga Jabar yang tertahan di Riyadh Arab Saudi telah berhasil tiba di tanah air pada Kamis (3/2), Keberhasilan merupakan hasil konsolidasi lintas dinas dan badan.

“Ini merupakan ciri bagaimana negara hadir dalam permasalahan warganya dimanapun dia berada,” ujar Bambang dalam siaran persnya, Senin (7/3).

Sedangkan untuk warga Kab Sukabumi yang tertahan di Korea Selatan, kata dia, pihak pemerintah masih mencari cara untuk membayar biaya rumah sakit di Seoul. Karena biaya yang sangat besar menjadi kendala.

“Kita sedang cari solusi mengenai biaya rumah sakit disana, salah satunya adalah menggandeng BUMD di Jawa Barat untuk menyalurkan bantuan melalui CSR dan penggalangan dana untuk membayar biaya rumah sakit dan kepulangannya," katanya.

Menurut Bambang, sebelumnya JQR menerima laporan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil perihal Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jabar tengah menjalani pengobatan di rumah sakit di Riyadh Arab Saudi dan Seoul Korea Selatan. Keduanya berharap, bisa melanjutkan pengobatan di Tanah Air, tapi tak bisa pulang.

“Warga Cianjur tertahan di Riyadh, Arab Saudi sedangkan yang dari Sukabumi tertahan di Seoul, Korea Selatan. Keduanya memiliki masalah kesehatan ditambah kendala administrasi kependudukan dan tunggakan biaya rumah sakit,” katanya.

Tim JQR, kata dia, telah terhubung dengan pihak keluarga dan menggali informasi lengkap terkait kondisi dua warga Jabar tersebut. Selanjutnya,  tahap yang ditempuh JQR adalah melakukan kolaborasi lintas dinas. 

“Setelah mendapat laporan kami menghubungi keluarganya untuk mendapatkan data lalu berkordinasi dengan stakeholder membuka cara bagaimana kedua warga Jabar tersebut bisa kembali,” katanya.

Hasilnya, kata dia, JQR melaksanakan pertemuan dengan pihak Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia(BP2MI), BP2MI Jabar, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat, Dinas Kesehatan Jawa Barat, Dinas Sosial Jawa Barat juga Biro BUMD Jawa Barat. Membahas skenario kepulangan serta penanganan kesehatan setelah mereka tiba di tanah air. 

Dalam pertemuan itu, Direktur Perlindungan dan Pemberdayaan Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI Hadi Wahyuningrum menjelaskan, jika pihaknya telah menjemput warga Jabar tersebut di Bandara. Selanjutnya, pihaknya akan mengassesmen terkait kondisi kesehatan untuk pengobatan lanjut.

“PMI tengah menjalani SOP karantina selama seminggu, setelahnya akan kami assesmen kembali apakah akan diperiksa di RS Polri atau di RS sesuai domisili PMI,” katanya.

Menurut Bambang, pihaknya sangat menyambut baik kolaborasi yang dibangun JQR dengan dinas terkait. “ini merupakan bentuk sinergitas dan kolaborasi dalam hal perlindungan pekerja migran Indonesia,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement