Rabu 23 Mar 2022 01:10 WIB

Jabar Sumbang Kasus Covid Tertinggi Hari Ini

Jawa Barat menyumbang jumlah kasus terbanyak dengan total 1.722 orang.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus Yulianto
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: Dok BNPB
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Hari ini, kasus konfirmasi Covid-19 kembali naik di angka 7.464 setelah tercatat kemarin yaitu 4.699 kasus. Namun, angka ini lebih rendah dibandingkan angka kasus akhir Januari 2022 lalu. Total jumlah kasus konfirmasi Covid-19 sejak Maret 2020 adalah 5.974.646.

Untuk total kasus aktif kini sebanyak 181.555. Jawa Barat kini menyumbang jumlah kasus terbanyak dengan total 1.722. Disusul oleh DKI Jakarta dengan total 1.012 kasus, kemudian Jawa Tengah dengan total 828 kasus.

Adapun untuk pasien sembuh bertambah 29.084 menjadi 5.639.029. Sementara pasien meninggal bertambah 170 menjadi 154.062. Tercatat sebanyak 189.368 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 9.372.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kemenkea RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, meski saat ini sedang dalam tren penurunan kasus dan indikator penanganan Covid-19 yang semakin membaik. Namun, perlu bagi masyarakat untuk mempertahankan tren ini secara konsisten agar pandemi cepat selesai.

"Kami imbau masyarakat untuk segera vaksinasi, baik vaksinasi primer maupun booster, untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus seperti yang saat ini terjadi di beberapa negara lain, seperti Jerman, Perancis, Inggris, Kanada,” kata Siti Nadia Tarmizi, Selasa (22/3).

Diketahui, lonjakan kasus di beberapa negara di Eropa disebabkan oleh distribusi sub-varian Omicron BA.2 yang kini menjadi varian mayoritas di beberapa negara. Kendati sub-varian Omicron BA.2 sudah terdeteksi di Indonesia, lonjakan kasus di Indonesia karena sub-varian Omicron tersebut masih bisa dikendalikan hingga hari ini.

Terkait dengan survei serologi yang sebelumnya diumumkan, Nadia mengingatkan masyarakat bahwa meskipun angka antibodi terhadap SARS-CoV-2 bagi responden cukup tinggi, namun bukan berarti masyarakat terbebas dari infeksi Covid-19. Antibodi yang tinggi berarti mampu mengurangi dampak gejala berat dan risiko kematian akibat terinfeksi Covid-19.

“Masyarakat harus sungguh-sungguh menyadari bahwa meskipun antibodi yang diproduksi tinggi setelah mendapatkan vaksinasi lengkap ditambah booster, kemungkinan untuk terinfeksi Covid-19 masih ada. Hanya saja risiko bergejala berat dan kematian akibat Covid-19 berkurang. Terutama bagi golongan lanjut usia dan yang memiliki komorbid sangat perlu mendapat perlindungan dari vaksinasi lengkap dan booster,” kata Nadia.

Dia menekankan, target vaksinasi perlu dikejar lebih jauh dan lebih cepat lagi. Ini akan mempercepat pembentukan kekebalan kelompok di populasi penduduk Indonesia, terutama untuk mencegah kembali lonjakan kasus. 

Hingga hari ini, vaksinasi dosis 1 telah diberikan kepada 194.906.900 penduduk. Kemudian vaksinasi dosis 2 telah diberikan kepada 155.391.750 penduduk. Lalu vaksinasi dosis 3 juga telah diberikan kepada 17.565.378.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement