Senin 23 May 2022 05:43 WIB

Komunitas The Lady Book: Wanita Berdaya dan Memberdayakan

Perempuan itu harus literat karena perempuan adalah tiang peradaban.

 The Lady Book menyelenggarakan Womanreads spesial dengan tema Wanita Berdaya dan Memberdayakan.
Foto: Istimewa
The Lady Book menyelenggarakan Womanreads spesial dengan tema Wanita Berdaya dan Memberdayakan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- The Lady Book menyelenggarakan Womanreads spesial dengan tema “Wanita Berdaya dan Memberdayakan”. The Lady Book adalah komunitas perempuan yang punya semangat literasi. Program Womenreads adalah salah satu program yang ada di The Lady Book untuk meningkatkan kebiasaan membaca dan bertukar pikiran tiap Ahad pagi. 

Pada Ahad (22/5/2022), Womenreads special dengan tema “Wanita Berdaya dan Memberdayakan” menggandeng Puty Puar, penulis buku “Empowered Me (Woman Empowers)”, content creator, dan founder @bbbbookclub. Acara Womenreads special ini pun dilaksanakan bertepatan dengan rekrutmen member baru The Lady Book. 

Acara dibuka dengan paparan singkat mengenai komunitas The Lady Book oleh Siti Mauludy Khairina sebagai founder The Lady Book. Ririn, begitu biasa disapa, menegaskan, perempuan itu harus literat karena perempuan adalah tiang peradaban. 

Hal itu pun disetujui oleh Puty sebagai pemantik diskusi Womenreads. Perempuan itu. kaa dia, harus berdaya karena perempuan adalah role model untuk keluarga. 

"Kita akan selalu ingat apa yang ditanamkan oleh ibu kita sampai kapan pun. Karena itu, ketika kita memiliki kemampuan berpikir kritis, mampu memilah informasi yang valid, dan tingkat literasinya kita, perempuan akan lebih percaya diri untuk berdiskusi, baik itu dengan pasangan ataupun masyarakat luas," ujar Puty dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id. 

Buku “Empowered Me (Woman Empowers)” berbicara tentang pemberdayaan perempuan. Buku tersebut diakui Puty Puar tidak hanya untuk perempuan yang sudah menikah dan punya anak. Buku yang ditulisnya itu bisa juga dibaca oleh seluruh kalangan, baik perempuan yang belum menikah, perempuan yang full time di rumah, ataupun perempuan yang bekerja.

“Yang belum menikah pun akan relate dengan beberapa pembahasan di buku ini,” ujar Puty. 

“Berdaya itu sendiri apa? Kita punya kontrol memutuskan jalan hidup kita, tanpa perlu lirik kanan-kiri, dengar sana-sini, kita yakin, ngga ragu," tutur Puty berdasarkan pertanyaan dari peserta womenreads yang juga anggota The Lady Book. 

Membaca buku adalah salah satu cara untuk membentuk keberdayaan diri perempuan. Buku membentuk keputusan kita agar bisa menyaring aspek-aspek yang ada terutama dari eksternal agar sesuai dengan value diri sendiri.

Puty pun menyinggung budaya di Indonesia adalah salah satu faktor yang menyebabkan perempuan butuh tenaga ekstra membuktikan diri dan kemampuannya di ruang publik, “Secara budaya, perempuan di Indonesia tidak disiapkan untuk mencurahkan potensi dirinya di ruang publik,” ujar Puty. 

Penjelasan itu merupakan jawaban terhadap pertanyaan salah seorang anggota The Lady Book yang juga leader di sebuah perusahaan, yang bertanya mengenai usaha ekstra perempuan membuktikan diri dan kemampuannya ketika ada di ranah profesional. 

Sesi sharing yang dilakukan setelah membaca buku 45 menit ini berbentuk talkshow. 44 orang peserta yang merupakan member The Lady Book setia ada di ruang zoom sampai acara selesai. Acara Womenreads spesial ini pun ditutup dengan closing statement dari Puty yang mengatakan “ketidaksempurnaan itu adalah ruang untuk belajar”.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement