Rabu 08 Jun 2022 14:12 WIB

10 Persen Penderita Hipertensi di Kota Bandung Anak Muda

Anak muda penderita hipertensi ditengarai terjadi akibat gaya hidup kurang sehat. 

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Warga menjalani pemeriksaan deteksi dini penyakit tidak menular di Bandung, Jawa Barat. Dinas Kesehatan Kota Bandung menggelar pemeriksaan deteksi dini penyakit tidak menular secara gratis dalam rangka hari hipertensi dunia.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Warga menjalani pemeriksaan deteksi dini penyakit tidak menular di Bandung, Jawa Barat. Dinas Kesehatan Kota Bandung menggelar pemeriksaan deteksi dini penyakit tidak menular secara gratis dalam rangka hari hipertensi dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 10 persen dari total 28.000 penderita hipertensi hingga bulan Mei tahun 2022 di Kota Bandung adalah anak muda berusia 15 tahun ke atas. Jumlah tersebut ditengarai akibat gaya hidup (life style) kurang sehat.

"Sampai dengan bulan Mei 2022, kita sudah dapat laporan 28 ribu warga usia 15-69 tahun. Jadi memang ada juga usia muda," ujar Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Ari Dewi Anjani, Rabu (8/6/2022).

Meski penderita hipertensi di Kota Bandung masih didominasi orang tua sebanyak 28 persen. Namun, anak muda yang menderita hipertensi sudah mencapai 10 persen dan pravelensi yaitu 3,6 persen.

"Memang masih lebih banyak dari usia tua, 60-69 tahun itu sekitar 28 persen dari persentase total, kalau anak muda memang ga banyak, di bawah 10 persen. Tapi,  seharusnya usia sekolah, usia kerja, usia produktif itu seharusnya belum boleh terganggu dengan penyakit hipertensi," katanya.

Ira mengatakan, masih belum dipastikan penyebab anak muda menderita penyakit hipertensi. Namun, ditengarai kondisi tersebut terjadi akibat gaya hidup sehari-hari yang kurang sehat.

"Masih belum ada penelitian yang langsung menghubungkan penyebabnya, tapi ditenggarai karena gaya hidup yang gak sehat, bisa jadi juga makanan, karena diet nya tidak selalu seimbang terus bisa jadi karena kurang minum air putih," katanya.

Dia menyarankan, kepada masyarakat untuk melaksanakan sreening dini pada fasilitas kesehatan. Pada periode 17 Mei lalu hingga 17 Juni mendatang merupakan bulan deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular di puskesmas.

Ira mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan diantaranya terkait gizi, hipertensi, diabetes, pemeriksaan indera mata, telinga dan kesehatan mental. Pihaknya juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa hipertensi saat ini bisa menyerang anak muda.

Dia menambahkan, penyakit hipertensi jika dibiarkan dapat menyebabkan penyakit lain seperti stroke atau jantung mau pun ginjal atau komplikasi. Disamping melakukan pemeriksaan dini, aktivitas olahraga harus terus dilakukan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement