Rabu 15 Jun 2022 15:55 WIB

Turun ke Lapangan, IPB Bentuk Tim Satgas Pengendalian PMK

Hingga hari ini ada 18 provinsi dan 186 kota/ kabupaten yang terjangkit PMK.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Simbolis pelepasan Satgas Pengendalian PMK oleh IPB University, Rabu (15/6).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Simbolis pelepasan Satgas Pengendalian PMK oleh IPB University, Rabu (15/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Indonesia sudah 30 tahun terbebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Munculnya kembali PMK, mendorong IPB University membuat Satgas Pengendalian PMK yang akan turun ke daerah.

Dekan Fakultas Peternakan, Idat Galih Permana, memaparkan, berdasarkan data yang ada padanya hingga hari ini ada 18 provinsi dan 186 kota/ kabupaten yang terjangkit PMK. Dengan jumlah hewan ternak sekitar 165 ekor lebih terpapar, dan terus bertambah setiap hari.

“Ini jadi keprihatinan kita, termasuk IPB. Karena ini bukan hanya pada hewan, tapi termasuk hajat hidup para peternak,” kata Idat di Kota Bogor, Rabu (15/6/2022).

Merespon hal tersebut, kata dia, IPB melakukan membuat tim penanganan PMK IPB. Dimana tim ini berisi dosen dan mahasiswa Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University. Juga para dokter.

“Tim ini merespon dan memberi penanganan di lapangan terutama Jawa Barat,” ujarnya.

Tim Satgas PMK IPB yang juga Dekan SKHB, Deni Noviana mengatakan pihaknya sebagai lembaga pendidikan merasa perlu dan wajib berperan dalam satgas pengendalian PMK. Dimana Satgas ini dibentuk atas arahan rektor IPB.

Deni menjelaskan, Satgas Pengendalian PMK berada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). “Biar terencana dan terukur, dan dilakukan evaluasi berkesinambungan,” tuturnya.

Adapun langkah yang akan dilakukan Satgas Pengendalian PMK, dijelaskan Deni, antara lain pendampingan pengendalian wabah, pengobatan dan vaksinasi PMK di Kabupaten Bogor. Juga pemeriksaan hewan qurban di wilayah DKI Jakarta, Bogor Raya, Kabupaten Bekasi dan Kota Depok.

Selain itu, akan dilakukan pengiriman Dokter Hewan dan mahasiswa untuk pencegahan PMK di Kabupaten Muara Enim. Deni menhebutkan, ada juga kerja sama SKHB dengan Tani Center IPB dalam pencegahan dan pengobatan PMK di Kabupaten Subang.

Termasuk, kata dia, pencanangan strategi mitigasi risiko secara dini melalui konsolidasi peternak dan biosecurity berbasis kawasan di lokasi SASPRI-Kawasan Ngadiluwih Kabupaten Kediri.

“Juga peningkatan imunitas ternak melalui pemberian Herbal Mineral Block (HMB), dan silase Sorinfer di Kawasan Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Kabupaten Bogor dan PBS Pangalengan,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement