Ahad 25 Sep 2022 22:38 WIB

Kolaborasi 4 Saka Pramuka Turut Berperan Aktif Percepat Penurunan Stunting di Yogyakarta

Kolaborasi antar-Saka ini dimaksud agar pembinaan generasi muda.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kolaborasi 4 Saka Pramuka Turut Berperan Aktif Percepat Penurunan Stunting di Yogyakarta (ilustrasi).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Kolaborasi 4 Saka Pramuka Turut Berperan Aktif Percepat Penurunan Stunting di Yogyakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Berbagai pihak terlibat dalam upaya percepatan penurunan stunting guna mengejar target prevalensi 14 persen pada 2024. Demikian juga dengan Pramuka.

Melalui kolaborasi empat Satuan Karya (Saka) Kwartir Daerah Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Pramuka Istimewa Peduli Stunting di pelataran Gazebo Galeri Batik Tulis Giriloyo di Kelurahan Wukirsari, Kapanewon (Kecamatan) Imogiri, Kabupaten Bantul, Sabtu (24/9/2022). Keempat Saka yang terlibat aktif dalam upaya percepatan penurunan stunting di Yogyakarta yakni Saka Kencana, Saka Bahari, Saka Bhakti Husada, dan Saka Taruna Bumi.

Baca Juga

Kolaborasi antar Saka ini dimaksud agar pembinaan generasi muda yang tergabung dalam Pramuka dapat diperluas jangkauannya, tidak terbatas mendapatkan materi keilmuan dan life skill sesuai Saka masing-masing. Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembinaan Keluarga (KSPK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nopian Andusti menyampaikan bahwa remaja sangat diharapkan berperan dalam pencegahan stunting. Karena, merekalah yang nantinya akan menjadi orang tua yang membesarkan anak-anaknya.

“Oleh karena itu perlu kita bekali pertama dengan perencanaan pembentukan keluarga yang terencana, di dalamnya termasuk materi pola perilaku dan pergaulan yang sehat. Selain itu juga materi pencegahan stunting yang dimulai dari menjaga kesehatan dan asupan gizi calon ibu dan bapak, khusus ibu sebelum, selama hamil, dan saat menyusi perlu diperhatikan,” kata Nopian dalam keterangan tertulis Ahad (25/9/2022).

 

Nopian juga berpesan kepada para Pramuka agar kelak selalu menjaga asupan gizi bagi bayi yang akan dilahirkan agar anak terhindar stunting yang ditandai dengan tidak tinggi, tidak pintar, dan mudah sakit.

“Kita harus cegah stunting agar kualitas hidup dan produktivitas kerja saat dewasa tidak rendah,” kata Nopian.

Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin SH, MM selaku pemrakarsa kegiatan ini menyampaikan bahwa dengan kolaborasi Saka Pramuka ini maka para remaja terpilih dari berbagai Saka bisa dijangkau dengan materi komunikasi, informasi, dan edukasi tentang kependudukan dan keluarga. Dengan demikian para remaja dapat melakukan pencegahan stunting saat berkeluarga kelak.

“Disamping itu binaan kami Saka Kencana juga bisa mendapatkan materi-materi lain diluar yang biasa mereka dapatkan dari kami selaku pembina,” kata Shodiqin.

Sementara itu Ketua Kwarcab Pramuka Kabupaten Bantul Hj. Emi Masruroh S.Pd yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantul menyampaikan bahwa meski angka konsumsi ikan di Bantul masih rendah, tetapi sebetulnya masyarakat Bantul gemar makan ikan.

“Terbukti nasi kucing, makanan angkringan favorit warga yang paling laku ya nasi kucing sambel teri,” kata Kak Emi.

Ditambahkannya meski Bantul berhadapan dengan laut tetapi profesi nelayan tidak banyak karena laut yang dihadapi adalah samudera yang butuh peralatan mahal untuk bisa menangkap ikan.

"Oleh karena itu kita galakkan usaha dan konsumsi ikan dari perikanan darat seperti lele yang mudah diternakkan dan murah,” ujar Kak Emi.

Angka konsumsi ikan di DIY memang masih rendah yaitu 33 kilogram per kapita per tahun. Karena itu Kak Emi mendorong perlu disosialisasikan Gemar Makan Ikan untuk percepatan penurunan stunting. Ikan dikenal sebagai sumber protein, mineral, omega 3 dan vitamin D yang diperlukan bagi tumbuh kembang balita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement