Kamis 27 Oct 2022 00:45 WIB

Penyakit Kulit Masih Jadi Masalah di Pesantren, Unisba Beri Pelatihan PHBS

Skabies sangat berhubungan dengan trias perilaku hidup bersih dan sehat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Fakultas Kedokteran (FK) Unisba menggelar pengabdian kepada Masyarakat (PkM) sekaligus peringatan hari santri Nasional di pesantren Ar Roshifah Pawa Peuntas desa Linggawangi, kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.
Foto: Istimewa
Fakultas Kedokteran (FK) Unisba menggelar pengabdian kepada Masyarakat (PkM) sekaligus peringatan hari santri Nasional di pesantren Ar Roshifah Pawa Peuntas desa Linggawangi, kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Berdasarkan hasil penjaringan pemeriksaan fisik santri yang dilakukan Universitas Islam Bandung (Unisba) pada Mei 2022, ditemukan penyakit kulit skabies masih menjadi masalah utama para santri. 

Menurut Ketua Tim Pengabdi Dr Yani Triyani, dr SpPK Mkes, penyakit skabies sudah banyak diketahui sangat berhubungan dengan trias perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). 

Yani menjelaskan, PHBS yaitu kebersihan diri, lingkungan dan pemberantasan patogen penyebab dan parasit tungau Sarcoptes scabiei. Berdasarkan penemuan tersebut, Fakultas Kedokteran (FK) Unisba menggelar pengabdian kepada Masyarakat (PkM) sekaligus peringatan hari santri Nasional di pesantren Ar Roshifah Pawa Peuntas desa Linggawangi, kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya.

"Pada pendampingan PHBS kali ini dikenalkan metode problem base learning (PBL), sebagai upaya untuk peningkatan PHBS para santri. Ini berbeda dengan metode yang biasanya dilakukan dalam menggunakan metode penyuluhan dan pendampingan satu arah," ujar Yani, Rabu (26/10).

Menurutnya, kegiatan yang dimulai sejak Sabtu 22 Oktober 2022 (26 Rabiul Awal 1444H) dengan mengadakan perlombaan-perlombaan antara lain kebersihan, dan pentas berbagai hafalan dan lain-lain. Pendampingan soal PHBS oleh tim PkM FK Unisba diberikan kepada para santri dan pengurus di pesantren Ar Roshifah. 

Dengan metode PBL, kata dia, santri dan pengurus diajak  “Bertemu” dengan masalah kesehatan yang dihadapi. Serta, dicoba untuk menemukan pemecahan masalah dengan keterampilan mengambil keputusan dan mengidentifikasi kebutuhan belajar, proses interaktif, belajar mandiri, penerapan pengetahuan baru yang didapat ke dalam masalah. 

"Pada akhir pembelajaran dicoba untuk membuat ringkasan apa yang dipelajari," katanya. 

Metode ini, kata dia, menggunakan masalah sebagai stimulus belajar. Yakni, santri yang bermasalah dengan kulitnya diminta menjelaskan apa yang dialaminya. Selain itu, ada kerja kelompok sebagai stimulis untuk berinteraksi (santri dan guru di pesantren dibagi dalam kelompok-kelompok kecil berisikan 10-12 orang) dan ada tutor sebagai fasilitator (tim pengabdi yang terdiri dari dosen dan mahasiswa FK Unisba sebagai pemandu). 

Metode pembelajaran PBL merupakan model pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu pengajar/ penyuluh, mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah pada santri selama mereka mempelajari materi pembelajaran. 

Menurutnya, sebagai kesimpulan Metode Instruksional yang menggunakan masalah sebagai pemicu santri untuk belajar & mencapai pengetahuan yang diharapkan, harus ada tujuan pembelajaran (Learning Objective), student/ santri center bukan teacher center, waktu Belajar 2 x 50 menit. 

Metode yang dikenalkan, kata dia, hanya sebagai pembuka jalan bagi para santri dan pengurus untuk mengembangkan potensi yang Allah sudah berikan kepada setiap insan yaitu akliyah, ruhiyah dan jasmaniyah yang harus optimal dengan pembimbingan menuju harapan peningkatan perilaku kesadaran pentingnya hidup bersih dan sehat.

Di akhir kegiatan, kata dia, para santri dan pengurus diminta menjelaskan kesimpulan yang didapatkan dari sharing keilmuan tentang skabies dentode PBL dibandingkan dengan metode sebelumnya yang hanya menggunakan metode pembelajaran searah.

"Peningkatan kualitas PHBS memang tidak bisa dilihat langsung dalam sehari, namun perlu terus ditumbuhkan dan diolah dan diasah, supaya terjadi proses dari tahu menjadi paham," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement