Senin 07 Nov 2022 10:17 WIB

Pemkot Bandung Salurkan 49.000 Set Top Box Akses ke TV Digital

Penyaluran alat tersebut seiring perubahan TV analog menjadi TV digital.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Petugas melayani warga di posko penanganan bantuan Set Top Box (STB). Kementerian Komunikasi dan Informatika membuka posko penanganan bantuan STB sebagai perangkat konverter siaran TV analog ke digital bagi warga.
Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Petugas melayani warga di posko penanganan bantuan Set Top Box (STB). Kementerian Komunikasi dan Informatika membuka posko penanganan bantuan STB sebagai perangkat konverter siaran TV analog ke digital bagi warga.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung saat ini tengah menyalurkan 49 ribu lebih set top box untuk mengakses TV digital kepada masyarakat kurang mampu. Penyaluran alat tersebut seiring perubahan TV analog menjadi TV digital.

"Penyaluran masih berlangsung sejak Oktober sudah 90 persen," ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung Yayan Brilyana saat dikonfirmasi, Senin (7/11/2022).

Dia menuturkan, pihaknya mengajukan usulan penerima set top box sebanyak 57 ribu orang. Namun, setelah melakukan verifikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika hanya memberikan sebanyak 49 ribu orang.

"Diusulkan 57 ribu, tapi didapat 49 ribu karena mereka verifikasi," ungkapnya.

Dia mengatakan, penerima set top box berada di 30 kecamatan dan 150 lebih kelurahan di Kota Bandung. Kementerian melakukan verifikasi dengan melihat data dari Dinas Sosial dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Yayan saat ini masih menunggu arahan pemerintah pusat terkait jika masih terdapat masyarakat kurang mampu yang belum mempunyai set top box. "Ya saya nunggu arahan dari pusat karena usulan kita yang diterima 49 ribu," katanya.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika secara resmi menghentikan siaran televisi terestrial analog untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi per Rabu (2/11/2002) malam.

"Kita berharap dengan masuk ke era siaran digital, akan muncul variasi konten yang lebih meningkat kualitasnya, mengangkat kultur dan budaya supaya dikenal luas," kata Menteri Kominfo Johnny G Plate saat acara hitung mundur penghentian siaran analog di Kompleks Kementerian Kominfo, Kamis dini hari.

Digitalisasi penyiaran, menurut Johnny, adalah kebutuhan bagi keberlanjutan industri penyiaran nasional di tengah kemunculan alternatif siaran melalui media baru. Analog switch-off (ASO) alias penghentian siaran televisi analog pada 2 November berlaku untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement