Jumat 02 Dec 2022 13:02 WIB

Sabda Desa Edupark, Tempat Wisata yang Bisa untuk Healing Sambil Berliterasi

Tak kurang lebih dari 4.000 buku koleksi yang bisa dibaca oleh pengunjung.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Lebih dari 4.000 buku koleksi yang bisa dibaca oleh pengunjung Taman Sabda Desa Edupark Pangalengan. Buku-buku koleksi itu disediakan di areal perpustakaan yang disebut Koleksi Literasi Cerdas (KOLECER).
Foto: Istimewa
Lebih dari 4.000 buku koleksi yang bisa dibaca oleh pengunjung Taman Sabda Desa Edupark Pangalengan. Buku-buku koleksi itu disediakan di areal perpustakaan yang disebut Koleksi Literasi Cerdas (KOLECER).

REPUBLIKA.CO.ID, Pacapandemi Covid 19, berlibur untuk healing menjadi sebuah kebutuhan setelah hampir dua tahun pergerakan manusia dibatasi. Di Bandung Raya, banyak tempat yang menawarkan tempat berwisata yang indah. Namun, ada yang berbeda di Taman Sabda Desa Edupark di Kampung Cinyiruan Desa Pangalengan Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.

Sebagai salah satu destinasi wisata, di taman ini pengunjung tak hanya sekadar berwisata atau healing menikmati pemandangan indah. Tetapi juga bisa memanfaatkan waktu dengan membaca buku-buku koleksi yang ada di Taman Sabda Desa Edupark Pangalengan.

Tak kurang lebih dari 4.000 buku koleksi yang bisa dibaca oleh pengunjung Taman Sabda Desa Edupark Pangalengan. Buku-buku koleksi itu disediakan di areal perpustakaan yang disebut Koleksi Literasi Cerdas (KOLECER). 

Banyaknya buku-buku di Taman Sabda Desa dirintis dari sebuah perpustakaan di Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Saat ini, taman ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit yang ada di Pangalengan Kabupaten Bandung.

“Perpustakaan Saba Desa di Desa Mekarmukti itulah yang jadi embrio dari Taman Saba Desa Edupark,” kata founder Taman Sabda Desa Edupark, Asep Syamsuddin, Jumat (2/11).

Adalah Perpustakaan (Pabukon)  Saba Desa di Desa Margamukti yang digagas Asep dan kawan-kawan sejak 2009 silam. Rendahnya literasi masyarakat sekitar menjadi motivasi Asep membangun perpustakaan desa. Mulanya koleksi buku merupakan hasil swadaya Asep dan kawan-kawan yang saat itu coba membangun budaya membaca di lingkungan warga sekitar yang masih rendah.

Tak hanya sebatas membaca buku, inovasi demi inovasi dilakukan hingga warga setempat memilik minat baca. Di antaranya dengan mengimplementasikan apa yang dibaca dari buku dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Misalkan, ada buku tentang pertanian hidroponik, kami ajak warga sekaligus mengimplementasikannya melalui kegiatan pertanian hidroponik. Jadi warga tak sekadar menyerap ilmu dari buku yang dibacanya, tetapi juga sekaligus mengimplementasikan, mempraktikkan dalam kegiatan yang produktif,” papar Asep.

Cara ini terbukti ampuh. Paling tidak, warga sekitar tumbuh minat baca buku di perpustakaan. Tak kurang, sekitar 50 orang setiap hari berkunjung dan membaca buku di perpustakaan Saba Desa di Desa Margamukti ini. 

Sempat vakum akibat gempa Pangalengan, Pabukon Saba Desa Mekarmukti bangkit kembali sekitar tahun 2013-2014 dengan kegiatan implementatif berbasis bahan pustaka dan kegiatan inklusi social sebagai unggulannya. 

Alhasil di tahun 2017, Pabukon Saba Desa Mekarmukti ini mampu meraih juara katagori Kluster A Kelompok Perpustakaan Desa Tingkat Nasional. Tak hanya itu saja, Pabukon Saba Desa Mekarmukti dijadikan sebagai role model perpustakaan desa oleh Kementerian Pertanian maupun Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

“Koleksi buku kami terus bertambah hingga sekitar 3.000 buku. Di antaranya berasal dari sumbangan institusi, termasuk dari Star Energy,” kata Asep.

Cobaan kembali muncul saat pandemi Covid-19 melanda. Pabukon Saba Desa terkena imbasnya hingga harus ditutup sementara. Asep dan kawan-kawan lalu memutar otak hingga kemudian muncul ide membangun Taman Sabda Desa Edupark di Kampung Cinyiruan Desa Pangalengan Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.

“Saat itu, pandemi Covid-19 membuat orang-orang bosan harus tinggal di rumah. Nah, di desa melepaskan jenuh, orang-orang justru healing melihat pemandangan alam di sekitarnya," katanya.

Dari kondisi itulah, kata dia, terpikir di benaknya untuk membangun semacam tempat wisata yang kemudian dipadukan dengan semacam perpustakaan.

 "Jadi pengunjung tetap bisa menimba ilmu dari buku yang dibaca. Tidak hanya sekadar piknik melihat pemandangan alam,” kata Asep.

 

photo
Lebih dari 4.000 buku koleksi yang bisa dibaca oleh pengunjung Taman Sabda Desa Edupark Pangalengan. Buku-buku koleksi itu disediakan di areal perpustakaan yang disebut Koleksi Literasi Cerdas (KOLECER). - (Istimewa)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement