Jumat 09 Dec 2022 05:21 WIB

BMKG Sarankan 1.800 Rumah di Cianjur Direlokasi dari Patahan Cugenang

Pemda Cianjur diminta siaga dan waspada pada sesar aktif yang melintasi wilayahnya.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyarankan kepada pemerintah untuk merelokasi 1.800 rumah di Cianjur. Pasalnya, ribuan rumah itu berada dizona berbahaya yang terlarang untuk dibangun rumah kembali di area Patahan Cugenangseluas 8,09 kilometer persegi.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui keterangan pers secara daring diikuti di Cianjur, Kamis (8/12/2022), menyebutkan, gempa Cianjur bermagnitudo 5,6 dipicu pergeseran sesar baru yang dinamakan Patahan Cugenang. Berdasarkan hasil penelusuran, ditemukan ada patahan yang baru teridentifikasi melintasi Kecamatan Cugenang.

Baca Juga

"Karena patahan-nya di wilayah Cugenang, maka dinamakan Patahan Cugenang. Ini patahan yang baru terbentuk atau ditemukan melintasi 9 desa di dua kecamatan dengan lintasan yang mengarah ke barat laut tenggara," katanya.

Sembilan desa yang dilintasi garis patahan 8 desa di Kecamatan Cugenang, Desa Ciherang, Desa Ciputri, Desa Cibeureum, Desa Nyalindung, Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, Desa Cibulakan, dan Desa Benjot, sedangkan ujungnya di Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur.

 

Zona berbahaya harus dikosongkan dari bangunan tempat tinggal, namun bisa dialihkan menjadi lahan pertanian, resapan, konservasi hingga objek wisata dengan catatan tanpa bangunan.

"Untuk konsepnya ruang terbuka tanpa ada bangunan, sehingga ketika kembali terjadi gempa di titik yang sama tidak ada bangunan yang ambruk menimpa warga atau korban jiwa. Namun intinya di lahan tersebut terlarang dari bangunan," katanya.

BMKG juga meminta pemerintah daerah untuk tetap siaga dan waspada terhadap sesar aktif yang melintasi wilayah Cianjur, bahkan pihaknya telah memberikan peta sesar ke Pemkab Cianjur untuk menjadi acuan dan diwaspadai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement