Sabtu 04 Feb 2023 15:11 WIB

Kasus Diabetes Anak, Wali Kota Bandung Ingatkan Kantin Sehat di Sekolah

Wali Kota meminta sekolah dan orang tua mengawasi konsumsi makanan anak-anak.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Irfan Fitrat
Wali Kota Bandung Yana Mulyana.
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Wali Kota Bandung Yana Mulyana.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Wali Kota Bandung Yana Mulyana menanggapi soal peningkatan kasus diabetes pada anak. Terkait hal itu, ia meminta edukasi dan pengawasan jajanan atau makanan bagi anak-anak di sekolah.

Yana mengingatkan soal program kantin sehat di sekolah. Ia mendorong kantin sehat ini diterapkan di seluruh sekolah. Menurut dia, pihak sekolah pun mempunyai tanggung jawab untuk memastikan keamanan dan kesehatan makanan yang dikonsumsi anak. “Tiap sekolah punya tanggung jawab, dan kembali juga ke ketertiban anak-anak juga saat jajan atau makan,” kata dia di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (4/2/2023).

Yana meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung menggencarkan sosialisasi ke sekolah. Ia juga berharap pengawasan dari orang tua. “Tentu sosialisasi dari Disdik terus digencarkan ke level-level sekolah dan kami juga berharap ada kerja sama dari pihak orang tua juga ya. Karena, peran orang tua, ditambah peran sekolah, menjadi kombinasi perlindungan yang penting bagi anak,” ujar Yana.

Sebelumnya, berdasarkan laporan di 13 kota yang disampaikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), hingga akhir Januari 2023 terdata 1.645 pasien anak yang mengalami masalah diabetes. Mayoritasnya anak berusia 10 tahun-14 tahun (46,23 persen), kemudian anak 5 tahun-9 tahun (31,05 persen), anak usia 0-4 tahun (sekitar 19 persen), dan anak di atas usia 14 tahun (tiga persen).

Menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI, Muhammad Faizi, pada 2023 ini angka anak yang mengalami diabetes di Indonesia meningkat 70 kali lipat dibandingkan 2010. Sekitar 59,3 persennya disebut anak perempuan dan 40,7 persen anak laki-laki.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, ada beragam risiko lanjutan apabila anak mengalami diabetes. Menurut dia, perawatan atau pencegahan yang diabaikan bisa membuat anak diabetes juga mengalami stroke, gagal ginjal, hingga persoalan jantung. “Jadi, itu penting buat masyarakat diedukasi dan dididik untuk bisa identifikasi dia diabetes apa enggak,” kata Budi di Jakarta, Jumat (3/2/2023).

Dalam upaya pencegahan, Budi mengimbau masyarakat bisa memantau anak dengan menjauhkannya dari makanan manis dan gula berlebih. Ia juga menyarankan anak-anak didorong banyak olahraga fisik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement