Rabu 08 Feb 2023 05:27 WIB

Lelaki Tasikmalaya Onani di Tempat Umum, Psikolog Beri Penjelasan

Lelaki dengan ciri serupa melakukan onani di lingkungan Kampus IAI Kota Tasikmalaya.

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Rekaman CCTV seorang lelaki melakukan onani di depan konter HP, Kelurahan Ciakar, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, pada Ahad (5/2/2023).
Foto: Istimewa
Rekaman CCTV seorang lelaki melakukan onani di depan konter HP, Kelurahan Ciakar, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, pada Ahad (5/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Seorang lelaki kedapatan melakukan onani di tempat umum, wilayah Kelurahan Ciakar, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, pada Ahad (5/2/2023). Aksi tak senonoh itu terekam dalam CCTV yang terpasang depan konter HP, tempat lelaki itu onani.

Aksi yang dilakukan oleh lelaki itu diduga bukan yang pertama kali. Sebelumnya, lelaki dengan ciri-ciri serupa melakukan onani di lingkungan Kampus Institut Agama Islam (IAI) Kota Tasikmalaya, pada Januari 2023.

Baca Juga

Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Rikha Surtika Dewi, mengatakan, pelaku aksi itu tak serta merta bisa divonis memiliki kelainan. Namun, perilaku itu diduga kuat merupakan pengaruh dari hal yang ditonton atau dibaca pelaku.

"Perilaku pemenuhan hasrat seksual itu mengalami pergeseran dari tahun ke tahun, karena adanya informasi, tobtonan, bacaan. Namun, kita belum bisa memastikan, karena usianya, identitasnya, belum diketahui," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Selasa (6/2/2023).

 

Menurut dia, untuk memastikan pelaku memiliki kelainan atau tidak, harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Namun, hingga saat ini pelaku masih belum diketahui identitasnya. 

Rikha mengatakan, perilaku seperti itu tak juga bisa disebut sebagai eksibisionisme. Pasalnya, pelaku tidak menunjukkan alat kelaminnya kepada objek yang difantasikan untuk mendapatkan kepuasan.

Dalam hal ini, pelaku hanya melakukan onani di tempat umum tanpa diketahui oleh objeknya. Hal itu diduga dilakukan sekadar untuk memenuhi fantasinya.

"Jadi dia merasakan sensasi. Itu tidak mungkin coba-coba dan pasti direncanakan. Kalau orang biasa kan panik, tapi dia justru menikmati," kata dia. 

Rikha menambahkan, ada kemungkinan perilaku itu akan terus diulang pelaku. Pasalnya, pelaku mendapatkan kenikmatan dari perilaku tersebut. 

"Jadi ada fantasi, ingin mendapatkan kenikmatan, pasti akan mengulang. Soalnya itu dianggap bisa memunculkan adrenalin," ujar Rikha.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement