Rabu 04 May 2022 21:29 WIB

Dua Hari, Dua Longsor Landa Kuningan

Kondisi cuaca di lokasi masih diwarnai hujan ringan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Dua Hari, Dua Longsor Landa Kuningan (ilustrasi).
Foto: Antara/Ampelsa
Dua Hari, Dua Longsor Landa Kuningan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,KUNINGAN -- Bencana longsor kembali melanda Kabupaten Kuningan. Dalam dua hari terakhir, terjadi dua kali longsor di dua desa yang berbeda.

Berdasarkan data dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, bencana longsor itu terjadi di Dusun Manis, RT 01 RW 01, Desa Tinggar, Kecamatan Kadugede, Rabu (4/5/2022) pukul 17.00 WIB.

Baca Juga

Di lokasi tersebut, tebing dengan ketinggian sepuluh meter longsor menutup ruas jalan Bayuning – Ciherang. Ruas jalan yang tertutup longsor itu sepanjang tujuh meter, lebar tiga meter dan ketebalan material longsoran sekitar setengah meter hingga satu meter.

‘’Tidak ada korban jiwa. Namun dampak dari longsor itu menyebabkan akses jalan tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat,’’ ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana, Rabu.

Menurut Indra, longsor itu diawali dengan hujan intensitas lebat mulai pukul 15.45 WIB sampai 17.30 WIB. Setelah longsor terjadi, aparat desa berkoordinasi denga BPBD, PUTR, Damkar dan Koramil membantu membersihkan sungai Cikondang dari sumbatan.

Pihak BPBD pun menurunkan tim assessment. Selain itu, dilakukan penanganan segera dengan excavator dari PUTR.

Hingga pukul 19.40 WIB, penanganan darurat masih terus dilaksanakan. Sedangkan kondisi cuaca di lokasi masih diwarnai hujan ringan.

Sementara itu, sehari sebelumnya, bencana longsor juga terjadi di Dusun Balandongan, RT 02 RW 02, Desa Sumberjaya, Kecamatan Ciwaru, Selasa (3/5/2022) pukul 20.00 WIB. Di dusun tersebut, longsor terjadi pada tembok penahan tanah (TPT) yang mengancam rumah milik warga setempat bernama Warnadi (75 tahun), yang dihuni enam jiwa.

‘’Longsor pada TPT itu diawali dengan hujan lebat mulai pukul 17.30 WIB sampai 20.00 WIB,’’ terang Indra.

Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, maka keluarga Warnadi mengungsi sementara ke rumah kerabat mereka. Penanganan darurat pun dilaksanakan dengan membuat penahan tebing dengan crucuk bambu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement